Pengajar Pusbisindo Mengikuti Pelatihan CEFR yang diselenggarakan oleh LRBI FIB UI
Pada bulan April hingga Mei yang lalu, para pengajar Pusbisindo berkesempatan untuk mengikuti Common European Framework of Reference for Languages (CEFR) yang diselenggarakan oleh Laboratorium Riset Bahasa Isyarat, Fakultas Ilmu dan Budaya, Universitas Indonesia (LRBI FIB UI).
Dikutip dari website English First, CEFR adalah “standar yang diakui secara internasional untuk menggambarkan kecakapan berbahasa” (https://www.efset.org/id/cefr/ , 9 Agustus 2021) atau dari situs Cambridge English “The Common European Framework of Reference for Languages (CEFR) is an international standard for describing language ability” (https://www.cambridgeenglish.org/exams-and-tests/cefr/ , 9 Agustus 2021). Dengan kata lain, CEFR juga menggambarkan seberapa baik Anda berbicara dan memahami suatu bahasa, dan dalam pelatihan ini adalah tingkatan kemahiran kemampuan Bahasa Isyarat. Pelatihan diadakan sebanyak lima kali melalui zoom dan dibawakan oleh Profesor Christian Rathmann dan Thomas Geissler yang merupakan dosen senior Deaf Studies and Sign Interpreting dari Humboldt-Universität zu Berlin, Jerman.
Selain peserta dari Indonesia, pelatihan ini juga diikuti oleh beberapa staf Tuli dari The Centre for Sign Linguistics and Deaf Studies, The Chinese University of Hong Kong (CUHK), Hong Kong. Karena itu dalam pelatihan antar tiga negara ini, LRBI memberikan akses penuh berupa Juru Bahasa Isyarat, serta audio dan teks Bahasa Inggris. Pengajar menggunakan International Sign kemudian dijurubahasakan ke dalam Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) dan Hong Kong Sign Language (HKSL).
Pusbisindo mendorong seluruh pengajar untuk mengikuti pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan dan memajukan kemampuan dan kompetensi guru Bahasa Isyarat di Indonesia. Tidak hanya itu, pelatihan ini juga mendorong para pengajar untuk dapat lebih berinovasi dalam pengajaran, seperti memulai komunikasi dan membuka diskusi dan juga interaksi dengan para murid. Dengan begitu, kualitas hasil pengajaran dapat ditingkatkan dan mendorong semakin berkembangnya pengguna bahasa Isyarat di Indonesia.
Para pengajar Pusbisindo sangat antusias dengan adanya pelatihan ini. Menurut Ibu Dhita Indriyanti, salah satu pengajar Pusbisindo Jawa Barat, CEFR sangat bagus dan penting untuk para guru, karena guru-guru dapat berinovasi dalam cara mengajar dan mendapat ilmu yang baru. Para pengajar pun mempunyai harapan besar dengan mengikuti pelatihan ini, Pak Julyanto Winata, pengajar Pusbisindo Jakarta mengatakan, “Semoga semua guru dapat mengambil kesempatan untuk menimba ilmu-ilmu baru lebih mendalam, supaya prestasi guru-guru berkembang lebih maju.”